Senin, 07 Mei 2012

Serahkan Persib pada Ahlinya

Langkah Umuh Muchtar yang mundur dari jabatan manajer Persib Bandung, bagaikan bola salju yang terus menggelinding. Padahal hingga kini PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) belum juga mendapatkan penggantinya.

Mundurnya Umuh yang dikenal sebagai bobotoh tersebut, memicu pengurus Maung Bandung lainnya untuk mengikuti jejaknya. Jajaran pengurus PT PBB yang dikomandoi direktur utamanya, Glen Sagita menyatakan siap mundur jika pada akhir musim ini Persib dinilai tidak berprestasi.

Budaya mundur memang masih langka dipraktikkan di negeri ini. Jangankan mundur dengan kesadaran sendiri, diturunkan atau diminta mundur pun, orang Indonesia sering kali ogah melakukan.

Berbeda dengan budaya di negeri orang. Saat seorang pemimpin, termasuk di bidang olahraga, gagal melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan sukarela dia akan mundur. Contoh teranyar, mundurnya Josep Guardiolo dari Barcelona, walaupun sebelumnya sudah mempersembahkan 14 gelar bagi Barca di berbagai kompetisi.

Sosok sefenomenal Guardiola saja dengan lapang dada mau meletakkan jabatannya sebagai pengakuan atas kegagalannya musim ini. Apalagi bagi para pengurus PT PBB yang selama tiga tahun berdiri, belum sekalipun memberikan trofi. Prestasi terbaik Maung Bandung di bawah bendera PT PBB yang merupakan badan profesional, hanya sampai posisi empat pada musim 2009/2010 lalu. Sebuah prestasi yang belum layak dibanggakan.

Dengan minimnya prestasi, langkah dari jajaran manajemen dan pengurus PT PBB, bisa jadi menjadi yang terbaik. Karena itu, langkah Umuh Muchtar, juga sebelumnya pelatih Drago Mamic yang mundur dari jabatannya, patut diberi apresiasi, sebagai bentuk tanggung jawab moral mereka terhadap tugasnya. Dengan demikian keduanya memberikan kesempatan bagi orang lain yang lebih mampu menjalankan tugas membawa Persib kembali berprestasi.

Janji pengurus PT PBB yang akan mundur jika Persib tak berprestasi di akhir musim, pun patut kita tunggu kebenarannya. Satu yang pasti, manajemen atau pengurus, termasuk pelatih dan para pemain, boleh saja silih berganti dari zaman ke zaman, namun Persib harus tetap eksis di belantika sepak bola Indonesia.

Karena sejarah telah membuktikan, selama 79 tahun Persib mengalami pasang surut, bukan hanya manajemen dan para pemain yang datang dan pergi, eksistensi klub banyak mendapatkan rintangan. Namun terbukti, Persib yang lahir pada 14 Maret 1933 tersebut tetap eksis.

Bahkan skuad Persib masa lalu mampu mempersembahkan prestasi berupa trofi juara. Di era kompetisi amatir dengan kepengurusan yang amatiran juga, Persib mampu meraih 6 trofi juara (1937, 1961, 1986, 1990, 1994, dan 1995). Nah, dengan kepengurusan yang profesional dengan dukungan banyak sponsor, seharusnya Persib bisa lebih kaya prestasi.

Bobotoh tentunya berharap, kalaupun nanti benar-benar terjadi pergantian kepengurusan di tubuh manajemen tim dan pengurus PT PBB, harus mampu membawa Persib ke arah yang lebih baik. Mampu mempersembahkan gelar juara yang sudah terlalu lama tidak mampir ke Kota Bandung. Untukitu, biarkan Persib diurus oleh ahlinya.
Source : Inilahjabar.com

~SAVE PERSIB
-------------------------
~=: SALAM BIRU, PERSIB SALAWASNA :=~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar